Senin, 12 Juni 2017

Sistem Komunikasi Pedesaan



SITU PATENGAN KAWAH CIBUNI (RENGGANIS) KECAMATAN RANCABALI KABUPATEN BANDUNG


Sejarah situ patengan dan Kawah Cibuni


Pada tahun 1981 danau seluas 45.000 hektar ini talah diresmikan menjadi taman wisata alam yang dulunya adalah sebuah kawasan cagar alam. Desa Situ Patenggang Ciwidey atau lebih dikenal orang dengan nama Situ Patengan. Berasal dari bahasa sunda yaitu dari kata “Situ” yang artinya adalah danau dan “Patengan” yang menurut orang sunda adalah mencari. Dahulu kala Dewi Rengganis dan Ki Santang adalah sepasang anak manusia yang saling mencintai dan mereka terpisah dalam waktu yang cukup lama tetapi karena mereka saling mencintai dan cinta yang ternyata sangat dalam diantara mereka sehingga merekapun dipertemukan ditempat yang bernama Batu Cinta. Sang dewi pun meninta kepada kekasihnya untuk dibuatkan danau dan sebuah perahu agar bisa berlayar bersama dan ternyata hal tersebut dipenuhi oleh Ki Santang. Cerita dari masyarakat sekitar yang mengatakan bahwa perahu itu adalah Pulau Asmara atau Pulau Sasaka yang berbentuk hati. Masyarakat lokal sangat mempercayai bahwa apabila sepasang kekasih mengunjungi Batu Cinta dan mengelilingi pulau itu pasti hubungannya akan abadi dan mendapatkan cinta sejatinya seperti pada Dewi Rengganis dan Ki Santang. 



Kawah Rengganis atau Kawah Cibuni adalah kawah yang terbentuk dari proses alam jutaan tahun yang lalu. Dulu nama Kawah Cibuni diambil karena terletak di daerah Cibuni, Cibuni yang jika dipisahkan memilik arti ‘Ci’ yang artinya air dan ‘Buni’ yang memiliki arti tersembunyi. Itulah mengapa kawah tersebut memang tidak terlalu terekspos dan memang jarang pula yang mengetahui keberadaannya. Karena tempat ini sudah dikelola oleh agro wisata Rancabali maka berubah menjadi Kawah Rengganis karena keren dan memiliki nilai jual lebih. Walau sama-sama dari Ciwidey tapi Kawah Rengganis berbeda dengan Kawah Putih karena memiliki kawah yang berukuran besar menyerupai sebuah danau dan kondisi air yang sering sekali berubah sesuai dengan waktu beserta keadaan alamnya. Sedangkan Kawah Rengganis sendiri adalah kawah yang memiliki banyak bebatuan besar dengan ukuran yang kecil. Jika orang datang dengan niatan untuk berobat maka menurut mitos yang ada harus mendapatkan ijin terlebih dahulu dari sesepuh kampung agar prosesnya bisa berjalan secara maksimal. 









®  PERJALANAN DAN DESKJOB MASING-MASING


Tanggal 8 Mei 2017 tepatnya pada hari Senin tiga hari menjelang observasi Herna Nur Hasanah dan Graharani Hasriyah menyusun pertanyaan untuk wawancara.







Hari Kamis tanggal 11 Mei 2017 kelompok kami mengadakan observasi untuk meninjau lokasi dan apakah akan disetujui atau tidak untuk melakukan wawancara kepada perwakilan desa yang bersangkutan. Perjalanan yang tergolong mudah karena permukaan jalanan sudah rata dengan aspal jadi tidak menghambat proses menuju ke desa yang ada disana.




Hal menarik yang dapat ditemui sepanjang perjalan Situ Patengan Ciwidey adalah terdapat hamparan kebun teh yang hijau dan indah. sejauh mata memandang banyak terdapat perkebunan Strawberry yang hampir di setiap rumah warga sekitar dan juga terbuka untuk umum.






Berangkat pada pukul 13.00 WIB dan sampai dikawah putih sekitar jam 18.00 WIB karena menungu Evi yang tertinggal dibelakang. Sampai di desa situ patengan diperkirakan pada pukul 18.27 WIB.






Setelah beristirahat sebentar pada pukul 20.00 WIB kami langsung kerumah kepala desa untuk melakukan perizinan agar bisa wawancara dan masuk kedalam kampung adat, tetapi kendala yang dialami karena sang kepala desa sedang tidak ada ditempat maka kami disuruh untuk menghubungi kepala dusun.

Dengan perjuangan yang keras akhirnya permohonan wawancara kelompok kami disetujui tetapi tidak bisa dilaksanakan pada hari itu juga karena waktu yang memang tidak memungkinkan dan setelah semuanya sepakat wawancara dilaksanakan pada keesokan harinya.

Surat Izin Tempat

Karena wawancara dilakukan besok harinya maka terpaksa kelompok kami menginap didesa Situ Patengan selama 1 hari tetapi, hanya Evi dan Arika saja yang menjadi perwakilan dari kelompok kami yang bisa menginap disana sedangkan yang lainnya seperti Gita, Herna, dan Gaharani langsung pulang lagi kebandung dikarenakan suatu hal.



Tempat mereka bersinggah

Pada tanggal 12 Mei 2017 pukul 10.16 WIB wawancara dilakukan oleh sekertaris kepala desa yang dilakukan oleh Evi Riska Pratiwi dan juga Arika Aprilia.
  





Dan perjalanan dimulai kembali pada pukul 13.11 WIB menuju kawah Cibuni (Rengganis). Adanya hambatan yang terjadi ketika dalam perjalan karena portal yang tertutup sehingga kami memutuskan untuk tetap lewat meskipun harus memiringkan motor satu persatu, karena jika dipaksakan untuk memutar balik jalan maka tidak akan sempat. Petuah bijak yang ditemukan ditengah perjalanan ketika terjadinya hambatan portal dan juga pemandangan alam yang asri masih bisa temui disekitarnya dengan bebatuan yang sedikit terjal.






Sampai ketempat tujuan yaitu kampung adat kawah Cibuni pada pukul 14.42 WIB dan langsung melakukan wawancara dengan kepala adat pada pukul 15.00 WIB sampai dengan 16.30 WIB.  Dikawah Cibuni sendiri hanya memiliki 5 rumah dengan masing-masing rumah terisi oleh masing-masing keluarga artinya tidak ada orang lain yang tinggal disana hanya ada penduduk aslinya saja dan dengan jalan yang kurang bagus ketika perjalan kearah kawah ini maka penduduk setempat kebanyakan memodifikasi motornya atau memang menggunakan motor khusus. Jangan sampai motor yang digunakan mogok dijalan, maka pastikan motor tersebut harus berada pada kondisi yang prima.

  







Di lanjutkan dengan berkeliling ke daerah kawahnya yang sangat luar biasa pemandangan yang wajib diabadikan meskipun bau belerang sangat menyengat tetapi itu bukan hambatan untuk sang mata lensa membidik. Seperti lukisan tapi itu semua nyata.







Perjalanan dari ketika turun sampai dengan keadaan dibawah yang juga merupakan tempat yang sulit untuk dilupakan.






  
Terdapat pancuran 5 atau bisa disebut sebagai mata air 5 yang memiliki mitos berupa semua sumber dari 17 mata air mengalir ke pancuran 5 ini. Dan dikawah ini memiliki makam yang dikeramatkan.






Ada persyaratan khusus ketika ingin meneliti tempat wisata tersebut yaitu harus menggunakan batik “Pemancek” tetapi hanya dikhususkan bagi yang melakukan penelitian karena pasti ingin mengorek lebih jauh tentang Kawah Rengganis tersebut. Tetapi jika hanya sebatas mengunjungi dan untuk mandi saja maka itu tidak perlu atau tidak diharuskan untuk menggunakan kain batik tersebut.




Pulang ke Bandung sekitar jam 17.30 WIB hari itu juga dan sampai ke Bandung sekitar pukul jam 21.00 WIB.

 


Tanggal 20 Mei 2017 Gita Ayu Fioravanty melakukan proses pembuatan laporannya dan merevisi kembali pada tanggal 1 Juni 2017 karena terdapat kesalahan isi dari laporan tersebut.



Agung Oktarianto melakukan proses pengeditan video dibantu dengan yang lainnya untuk membuat konsep semenarik mungkin pada video tersebut dan juga pembagian tugas pada setiap bagiannya yaitu pemotongan video, mencari backsound lagu yang pas, dubbing dan penggabungan dilakukan secara bersama-sama yaitu pada tangal 20 Mei 2017 sama seperti membuat laporan karena data dari Evi dan Arika baru diterima oleh kami pada tangal tersebut. Memang tidak jadi pada hari itu juga, karena keterbatasan waktu dan tempat tapi kami berusaha sebaik mungkin untuk bisa selesai secepatnya dan mengeluarkan output video yang baik pula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Surat Masa Depan

Hallo kawan.. Perkenalan dulu mungkin yah biar lebih afdol.. ;) Nama saya Gita, tapi dari dulu saya ingin sekali punya nama panggi...